Senin, 29 Desember 2014

[REVIEW NOVEL] #5 MEET THE SENNAS






            Sennas. Sebuah keluarga besar yang serba kecukupan. Ada Daze, si anak tengah, yang jadi satu-satunya anak cewek-selain Bunda, tante Amy dan Nenek- dalam keluarga itu. Yang otomastis harus dijaga ketat dan tidak boleh bergaul sembarangan dengan lawan jenis. Karena itu, Daze menganggap keluarganya memang aneh.
            Biarpun begitu, Daze harus bersyukur punya keluarga yang sangat sayang padanya.           “Kasih kami kesempatan sampai kamu lulus SMA. Setelah itu kamu bisa bebas menentukan pilihan.” (hlm.193)
            Orizuka emang Is The Best banget. Dia selalu bisa membuat hal biasa menjadi luar biasa. Tema yang diangkat sebenarnya adalah hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan remaja sehari-hari, namun lewat gaya penulisannya Orizuka yang ringan dan mengalir, tema ini menjadi sangat menarik.
            Lihat saja, di Sweet seventeennya , di saat gadis-gadis lain diberika kado spesial dari orangtua berupa mobil atau barang-barang mewah lainnya, keluarganya malah memberikan dia barang-barang ”ajaib”. Ayah memberinya rumah barbie. Bunda ngasih piano Casio kecil. Kakek & nenek memberinya sempoa dan ban renang. Pamannya, Om Soy, malah memberikan komik doraemon jilid pertama. Tante Amy, memberikan sebuah diary berbau menyengat yang membuat kamarnya seperti mau kemenyan. Sang kakak, Dennis, memberikan tetris yang bisa ditekuk. Dan terakhir, Zenith, adiknya memberikan halma. Benar-benar luar biasa ajaib keluarga Daze, dan dia pun termasuk didalamnya.
            Bahkan matematikan pun nggak serumit cinta.
            Begitulah kira-kita tagline dari novel ini. Sangat tepat untuk kisah Daze. Daze yang mulanya sangat benci matematika dan mendapat nilai 3 dalam tiga kali ulangan, kemudian berbalik menyukainya. Karena dia sadar ada hal lain yang seiring waktu dia alami, yang membunya lebih pusing dari pada soal integral. Cinta.
            Pesan yang sangat penting dari novel ini adalah tidak semua hal yang kita anggap sulit itu benar-benar sulit. Seprti halnya Daze, dia tidak suka matematika karena sulit. Namun saat dia mau belajar sunggu-sungguh akhirnya dia jadi menyukainya.
            “Semua orang pernah mempunyai cinta pertama, tetapi tidak semua berjalan mulus.” (hlm.231)
            “Enggak perlu jadi peramal buat tahu lo suka sama dia apa enggak. Dia kan ganteng.” (hlm.249)
KETERANGAN BUKU
Judul               : Meet the Sennas
Penulis             : Orizuka
Penyunting      : Dellafirayama, @jason_isme
Penerbit           : teen@noura
Terbit               : Januari 2014
Tebal               : 362 halaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar