Kamis, 04 Juni 2015

Namanya juga Perjuangan!



            Hai! Ketemu lagi sama gue. Udah lama banget nih nggak ngepost. Lamaaaaaaaaaaaaa banget! Banyak banget ya A nya? Udahlah, udah terlanjur mencet.
            Btw, pada tau nggak kenapa gue nggak  pernah bikin post di blog? Nggak, kan? Sama, gue sendiri juga nggak tahu. Yaah…

Selasa, 03 Maret 2015

Ulang Tahun Kebetulan



            Cerita ulang tahun, ya? Kalau dipikir-pikir, gue hampir nggak pernah ngerayain ulang tahun sama sekali. Seiingat gue sih emang gitu. Paling juga ada satu dua orang yang ingat dan ngucapin. Bahkan orang tua gue aja sering lupa kalau anaknya ulang tahun. Jangankan tanggal lahir, umurnya aja bisa nggak ingat.

Senin, 02 Maret 2015

SAAT MAJO JADI SADY [Cerpen]



            Diikutkan Dalam Lomba Menulis Cerpen ‘Majo & Sady’

            Hai, teman.
            Perkenalkan namaku Majo. Lengkapnya Majo Sady, suaminya si Sadu yang ada dinama belakangku itu. Kalian panggil saja aku M-A-S-A. iya, Masa. Tepatnya, masa aku yang harus menyangdang nama istri dibelakang namaku. Bukannya sebaliknya, Sady yang harus memakan namaku dibelakang namanya.
            Ah… sepertinya aku terlalu dramatis dalam mengartikan kehidupanku sekarang. Tapi, emang begitu sih kenyataannya.
            Kalian bayangkan saja, Sady, yang harusnya berada dirumah dan mengurus segala hal yang berhubungan dengan rumah, malah sibuk mengurus kantor. Pergi subuh pulangnya malam atau kadang-kadang sampai subuh lagi.
            Dan kalian tau, semua pekerjaan rumah itu beralih kepada siapa? Aku. Iya,Majo suaminya Sady. Kami tidak punya pembantu karena Sady tidak bisa mempercayai orang sebarangan.
            “Sayang, kamu tau, kan, dulu pembantu di rumahku pernah nipu keluargaku. Karena aku tidak mau hal itu terjadi lagi, kamu aja ya, yang urus rumah.” Begitu kata Sady saat aku menanyakan perihal pembantu.
            Jadinya, karena aku tidak punya pekerjaan dan hanya dirumah saja, semua urusan ke-IRT-an beralih sepenuhnya ke tanganku.
            Aku selalu bangun subuh untuk memasak sarapan buat suamiku… ah, bukan! Istriku maksudnya. Setelah itu mencuci, mengepel, membersihkan halaman rumah dan pekerjaan-pekerjaan rumah lainnya.
            Aku juga harus berbelanja kebutuhan memasak tiga hari sekali ke pasar yang kebanyakan ibu-ibunya. Untung saja kami hanya berdua. Kami belum punya anak. Ah, aku belum bisa membayangkan bagaimana nanti kalau kami punaya anak.
            Kalau masalah ganti popok atau tidurin, okelah, masih bisa aku lakukan. Yang aku takuti, bagaimana nanti kalau bagian yang harusnya hanya Sady yang bisa melakukan, malah jadi tugasku juga. Kalau kalian tau apa yang harus didapatin bayi baru lahir dari ibunya, kalian pasti tahu maksudku barusan.
            Apa aku harus operasi dulu biar bisa ngegantiin posisi Sady sampai ke bagian itu? Ah! Sungguh, aku tak sanggup membayangkan kalau Majo benar-benar harus menjadi Sady!         Tidakkkk!!!
            Sudah cukup jadwal sehari-hariku sebagai suami rumah tangga yang ku sebut diatas. Tolong jangan tambahkan lagi hal-hal yang diluar kemampuanku. Aku langsung berdo’a saat mengingat pikiranku yang tadi.
            “Majo. Aku pulang!” seru Sady dari pintu depan.
            Aku bahkan tidak menyadari kalau hari sudah bergati malam lagi dan Sady pulang lebih cepat dari biasanya. Wajahnya terlihat sangat gembira sekali. Senyumnya juga terus mengembang.
            “Ada apa?” tanyaku.
            “Aku punya kabar gembira,” katanya dengan mata berbinar-binar.
            “Apa itu?” mau tak mau aku juga jadi penasaran.
            “Kamu dengar baik-baik, ya…” Sady menatapku lekat-lekat. “Aku… hamilll!!”Sady setengah berteriak sambil berlari ke araku.
            TIDAK!!!

Minggu, 08 Februari 2015

REVIEW AFTER SCHOOL CLUB by ORIZUKA



          
 
            “Gue lebih suka  kalau bintang yang jatuh ke bumi, bukannya bulan. Seenggaknya, bumi masih bisa menahan kekuatan bintang.” Hal.145

            Putra Sanjaya, siswa kelas X-5 yang cool dan hobi main game sampai dapat nilai ulangan Fisika 3x50 berturut-turut. Karena ancaman Latief, sang gurunya, ingin melaporkan hal itu pada Ayahnya, Putra akhirnya memilih masuk After School Club. Kelas setelah sekolah usai, yang semuanya dihuni anak-anak dodol bin Aneh. Itu sih, menurut Rachel dan beberapa anak lain. Tapi menurut Putra, sebenarnya mereka baik.
            Ada Cleo, si ketua kelas alias Bego pertama, cewek namun ajaib. Posisi bego kedua dan tiga ditempati duo Mario & Ruby, disusul Zia diposisi empat. Selanjunya ada Panca diposisi lima dan si pendiam Tiar diposisi ke enam. Kiri-kira begitulah anggota tim inti After School Club.
            “…Anak-anak yang ikut kelas itu menyebut diri mereka sendiri dengan After School Club. Mereka, kan, klub paling norak yang ada disekolah kita.” Hal.17

            Putra merasakan hidupnya setelah ini akan berubah, lebih tepatnya berantakan. Bagaimana tidak, bahkan baru hari kedua dia masuk kelas After School, sudah dikerjain habis-habisan. Disiram pakai tepung dan ditempeli kertas- entah apa- yang katanya untuk ngusir roh jahat. Emangnya putra sedang kesurupan apa? Lebih menggelikan lagi putra juga dapat nama panggilan spesial dari anak-anak After School, "Pangeran", begitulah nama panggilannya. Dan tak hanya itu, sang 'Pangeran' juga dapat tahta khusus di kelas itu.

            “Kita pikir kita udah bikin image yang buruk di depan Pangeran, jadi sekarang kita mau bikin Pangeran ngerasa nyaman di kelas ini.” Hal.27

            Berbagai kejadian pun dialami putra apalagi saat anak-anak After School tau kalo ketua suku mereka, alias Cleo, suka pada putra. Mulai dari dikurung berdua di kelas After school sampai ditinggalin saat bermain ke Pantai.

            “Biasanya cinta nggak lihat tipe. Lo bisa suka sama seseorang walaupun dia bukan tipe lo.” Hal.109
            “Iya. Lo bumi. Bulan, kan, selalu berputar di sekeliling bumi, nggak pernah pergi. Rachel itu kayak bulan buat lo.” Hal.134
            “Gue adalah salah satu bintang itu.” “Yang bisanya ngeliat bumi dan bulan dari jauh. Dan, kalau masanya udah habis, gue bisa redup dan jatuh.” Hal.134
           
            Bagaimana Putar bisa bertahan di kelas itu sedang dia juga lagi ngalamin ‘kegalauan’ mau masuk jurusan mana untuk kelas sebelas nanti. Dan bagaiman juga dia harus menjawab pertanyaan-pertanyaan Ayahnya untuk masa depannya nanti? Bahkan sebelum dia sendiri memutuskan apa yang akan dia pilih, Ayahnya sudah meentukan semuanya. Benar-benar mimbingungkan untuk Putra hadapi. Ditambah lagi masalah baru yang dihadapinya, Rachel dan Cleo.

            “Kadang gue nggak ngerti sama yang namanya cewek.” Hal.202

            Well, ini novel Orizuka yang kesekian yang dah aku baca. Meski temanya hampir-hampir sama dengan novel sebelum-sebelumnya, novel ini juga tergolong Oke. Nuansa remaja yang sangat kental khas Orizuka banget. Ceritanya nggak rumit, setara dengan tokoh yang mengalaminya. Remaja. Yang paling menonjol di novel ini adalah aura-aura Persahabtannya. Emang sih, remaja itu nggak lepas dari kisah Cinta & Persahabatan, dan itu yang Orizuka sampaikan disini.
            “Kalo gue sih, gue seneng banget bisa ada di kelas ini. Gue enggan meninggalkan kelas ini. Teman-teman gue yang paling berharga ada di kelas ini.” Hal.45
            “Tenang aja, Put. Kita-kita nggak bakal ngasih tahu siapa-siapa, kok, kalau lo masuk kelas ini.” Hal.59
           
            Kekurangannya sih, hampir nggak ada. Hanya saja, mungkin ada beberapa tokoh yang kurang digambarkan secara jelas. Selebihnya, semuanya bagus. Bahasanya juga khas remaja, apa adanya. Sederhana namun Istimewa.

KETERANGAN BUKU:
JUDUL : AFTER SCHOOL CLUB
PENULIS : ORIZUKA 
PENERBIT : BENTANG BELIA
PENYUNTING : DILA MARETIHAQ SARI
TEBAL : 249 Halaman
TERBIT : 2012