Rabu, 01 Februari 2017

Kejadiannya Begini...


            Tiga bulan sudah berlalu sejak hari Selasa yang entah kenapa mulai gue sesali sejak beberapa minggu setelahnya. Hari itu, kurang lebih jam istirahat makan siang, tepat hari Selasa 1 November 2016 gue melakukan suatu keanehan. Nggak seaneh punya teman makhluk planet lain, atau mendadak benci Ikram juga sih. Tapi seaneh sampai setelah dipikir-pikir mendadak keluar pertanyaan “Loh kok bisa ya gue gitu?” atau “Itu gue bukan sih hari itu?” dan “Gila banget! Ada yang sampe liat nggak sih?”

            Tepat hari ini, 1 Februari 2017, kejadian itu sudah berlalu tiga bulan lamanya dan sampai sekarang gue masih kepikiran. Gimana nggak, jangankan orang lain gue sendiri aja gak tahu kenapa hari itu bisa sampai begitu. Bayangkan, nggak ada angin nggak ada ujan datang-datang ke kantin gue mendadak pendiam, padahal di situ ada teman gue sendiri yang belakangan sama mereka seringnya ngegila bareng. Ada yang nanya gue cuma angguk atau gelang-gelang doang, sama sekali nggak bersuara.

            Dengan headset -bervolume hampir full- yang menyumpal telinga dan playlist yang kebanyakan berisi lagu mellow, gue duduk di bangku ngadep jalanan sambil menatap orang-orang berlalu lalang di sana. Yang lain sibuk mesan makan siang, gue cuma diam. Ditanyin mau pesan apa gue menggeleng. Gitu-gitu terus sampai teman yang tadinya nanya mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing, yang pasti tak terlepas dari laptop dan smartphone ditangan. Beberapa menit pun berlalu dan minuman teman-teman gue udah sampai di meja. Gue masih sama. Diam. Menatap tampa fokus. Sama sekali nggak ada minat pada segala hal.

            Hingga akhirnya pertahanan gue jebol. Gue menelungkupkan kepala di atas kedua lutut lalu tanpa bisa tertahan air bening itu mengalir dikedua mata gue. Ditambah lagi saat itu playlist di handphone tau-tau memutarkan lagu –yang menurut gue- paling mellow yang ada di playlist. Suasana makin menjadi-jadi saat teman-teman gue -yang tadinya sibuk dengan diri masing-masing- tiba-tiba ngeh dengan apa yang gue lakuin. Sebagai teman, ya mereka bertanya gue kenapa. Tapi, mendengar pertanyaan mereka yang pada penasaran kenapa gue nangis, bukannya diam gue malah semakin terisak. Untuk gue selalu ada persediaan tisu di tas.

            Perlahan gue angkat kepala dari lutut sambil berusahan menahan isakan, bukan kerana gue merasa udah cukup menangis, tapi lebih karena gue udah nggak tahan nahan ingus di tangan gue, soalnya kalau nangis itu gue kebanyakna yang keluar ingus dari pada air matanya. Nggak mungkin kan gue lap ke jelbab. Ya udah gue beraniin angkat kepala walau masih sambil menunduk, iyalah mana berani mendongak gue dalam keadaan muka penuh air mata dan belepotan ingus gitu. Hellawwww

            Berhubung gue emang selalu ada persediaan tisu di tas dan letaknya selalu gue ingat, jadi nggak susah-susah buat nemuinnya. Tisu peratama gue ambil nggak mempan cuma sampe ingus yang udah belepotan aja. Tisu kedua agak mending walau belum cukup mempan juga, setidaknya ingus yang nyumpal dalam idung udah gue muntahin. Dan akhirnya hanya berhenti di tisu ketiga buat lap-in sisa-sisa air mata yang telat keluar, tau sendirikan air mata  gue juga ada yang pemalu. Hhhh

            Selesai sudah perjuangan gue, akhirnya walau sebenarnya masih ketahuan gue abis nangis tetap gue beraniin mendongak duduk tegak seperti yang lain. Sedang teman gue udah pasang tampang “ada apa sih?”, “kamu baik-ai aja, kan?” dan bahkan sebagian ada yang udah sampai bertanya, gue tetap dengan gelengan sambil memaksa senyum yang “gue nggak apa-apa kok, pengen nangis aja”, bahkan kalimat itu juga terucap langsung dari mulut gue sendiri.

            Sebenarnya ini gue bukan mau mengulang menceritakan kejadian hari itu, yang bahkan teman gue pun udah nggak ingat lagi saking lelahnya bertanya segala “kenapa” tapi tak kunjung dapat “karena” juga dari gue. Gue bukan nggak mau jujur, sebenarnya gue sendiri sampai tiga bulan sudah berlalu, masih bingung kenapa gue bisa nangis begitu. Di tempat umum lagi! Sama sekali gue belum menemukan penyebab pastinya. Ada yang bilang kalau menagis tanpa alasan begitu adalah efek dari rindu. Nah, di sininya gue makin bingung. Gue rindu siapa coba sampai nangis begitu? Bukan gue banget!

            Mau bilang rindu keluarga, sehari sebelumnya gue baru balik dari kampung. Rindu pacar? Hahahaha gue nggak ada pacar. Yang gue ingat setelah kejadian itu gue hanya lagi ada masalah, tapi masalahnya nggak seberapa juga. Cuma banyaknya pengeluaran ini itu, seringnya kena php dosen yang bikin kesal. Itu aja. Seingat gue nggak ada yang lain yang lebih pelik.

            Memang hari Senin gue sempat kesal, udah capek-capek ke kampus dari kampung cuma buat masuk satu mata kuliah dan dosennya nggak masuk. Udah gitu gue balik jalan kaki, tambah bikin kesal lagi ketemu teman di kantin gue dicuekin entah dalam hal apa. Sebenarnya biasa sih teman gue yang itu begitu, cuma karena hari itu suasana hati gue lagi nggak pas jadi pengennya serius aja nanggapinnya. Alhasil tanpa duduk di kantin seperti biasa, gue malah langsung ngeloyor pergi dan balik ke kost.

            Setalahnya hari Selasa, gue kembali kesal dengan dosen yang sama. Ke kampus Cuma absen doang! Ditambah entah rasa malas dari mana yanag datang pada gue, hari itu gue benar-benar nggak pengen masuk kampus. Ujungnya lagi malah dapat kekesalan baru dengan adanya dosen yang ngasih jadwal pengganti hari itu. Sial! Lengkap sudah kekesalan gue hari itu hingga akhirnya berujung kejadian di kantin tersebut.

            Benar-benar suatu kebingungan! Lebih membingungkan lagi setelah kejadian gue biasa-biasa saja seakan nggak terjadi apa-apa. Tapi, belakangan gue mendadak nyesal kenapa hari itu ada. Paling membingungkan yang super sekali membingungkan adalah kenapa gue harus ngepost ini coba? Lebih bikin super duper bingung lagi adalah ini post pertama setelah lama banget gue nggak ngepost lama. Dan ini postingan pertama gue di tahun baru 2017. Sad L


            Tapi mau gimana, udah kejadian juga. Udah terlanjur. Udan dipost ini. Lagian Chelsea masih berada di puncak klasemen. Eh gimana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar