Halo
para pembaca blog gue yang paling setia –tidak lain dan tidak bukan adalah gue
sendiri- apa kabar? Ketemu lagi di postingan blog ini yang muncul setiap satu
semester sekali alias enambulan sekali, yang artinya dalam setahunan hanya ada
dua artikel doang. Itu pun kalau pemilik blognya nggak amnesia kalau masih
punya blog.
Oke. Dalam
postingan (nggak penting) kali ini gue mau membahas tentang suatu masa (yang
nggak penting banget) yang pernah gue alami, yaitu masa… Yala. Maap, maksudnya,
Alay. Sumpah ya, ini gue ngetik satu kata itu udah pengen muntah aja.
Astaghfirullah.
Gue
yakin semua dari kita itu pernah mengalami yang namanya masa-masa 4l4y ini,
bahkan ada yang sampai sekarang nggak sadar-sadar juga. Alay itu ada berbagai
macam, nggak cuma dari tulisan, ada juga alay yang di bagian selfie,
berpakaian, dan alay lainnya. Tapi, menurut survey yang didapati dari dunia
per-alay-an, yang mendominasi kelompok ini adalah alay dari segi tulisan,
terutama di media sosial yang menjadi sarangnya mereka. Mungkin ada sekitar
75,698% yang masuk tipe mayoritas ini ketimbang alay-ers lainnya.
Sebagai
orang yang (pernah dan sekarang Alhamdulillah sudah taubat dari masa kelam ini)
tergolong dalam bagian alay-ers mayoritas, di sini gua akan mencoba membahas
mengenai golongan ini setahu gue. Jadi, silakan tutup halaman ini. Eh bukan,
maksud gue silakan simak baik-baik, ya.
Sebagaimana
diketahui, alay-ers tingkat satu - yang gagal jadi ahli bahasa ini- nggak cuma
satu macam, mereka juga tergolong ke dalam beberapa bagian (tergantung dari
segi model bahasa yang mereka ciptakan). Ada yang alaynya bagian nyingkat kata,
ada yang pemakaian hurufnya diganti dari seharusnya, ada yang nulis campur
huruf besar kecil, ada yang campuran abjad dan angka, bahkan ada yang campur
semuanya dan makan di tempat. Eh gimana? Ya. Oke. Begitu. Jika diperinci,
alay-ers kelompok ahli bahasa serta cara penyembuhannya ini, menjadi:
1. Tukang
Nyingkat Kata
Alay-ers tingkat ini masih tergolong lumayan dari pada alay lainnya, mereka
banyak di jumpai biasanya pada
orang-orang yang suka chatting-an. Untuk pemyembuhan kasus alay ini nggak harus
masuk rehabilitas, cukup diberikan nasehat yang baik-baik pasti dia akan berubah
jadi ranger pink. Oke. Maap. Maksudnya, alay tingkat ini cuma butuh latihat
menulis dengan waktu yang cukup dan mood yang pas buat nulis.
Kenapa begitu, karena kebanyakan orang
nyingkat-nyingkat tulisannya ya karena mepet waktu. Misal, pas balas chat biar
nggak dibilang lama, ya jalan satu-satunya nyingkat kata demi kata. Itu pun
kalau setiap kalian balas chat-nya pake kata pembukaan dan penghormatannya
dulu, pantes begitu. Satu lagi, kenapa harus pas mood yang pas. Jawabannya
pasti pada tahu sendiri, karena kebanyakan yang nyingkat kata juga adalah
orang-orang yang lagi nggak mood. Misal, cewek PMS yang lagi ngambek sama
pacarnya.
2. Tukang
Ganti Posisi
Lain lagi alay yang tugasnya gantiin
huruf yang seharusnya dipakai, misalnya huruf ‘c’ yang sering banget digunakan
untuk menggati huruf ‘k’ (yang akhirnya membuat si K ini pesimis dan hampir
pengen resign dari huruf abjad). Cara
menyadarkan alay-ers tingkat ini adalah dengan menasehati dia agar bisa
mengahargai setiap kegunaan huruf-huruf abjad yang ada, jangan seenak jidatnya
gantiin posisi begitu. Belum pernah ngerasain ditikung kali dia, di mana
posisinya digantiin temannya sendiri jadian sama gebetannya yang sudah diincar
selama ratusan purnama.
3. Si Latah
Alay-ers yang termasuk golongan
latah adalah mereka yang nulisnya suka nggak konsisten antara huruf
besar-kecil. Nggak beraturan. Masa iya ditengah-tengah kata ada hurus
kapitalnya? Untuk cara penyembuhan meraka para alay-ers yang latah ini cukup
butuh ketenangan dan jangan sampai ada yang mengagetkan ketika sedang menulis.
InsyaAllah kalau Allah berkehendak pasti mereka bisa sembuh, apalagi jika
dibarengi do’a-do’a para jomblo yang teraniaya di malam Minggu. Barokah.
4. Alay yang
Adil dan Takut Mubazir
Berbeda dengan yang lain, ini adalah
alay yang butuh kesabaran ekstra untuk menghadapinya. Apalagi jika mereka para
alay-ers ini adalah anak pesantren yang sangat taat aturan dalam agama. Gimana
nggak, semua yang ada di keyboard digunakan pas lagi nulis. Jika orang normal
nulis cukup pakai huruf abjad aja –karena bukan pelajaran matematika- dia malah
nulis campuran pake angka-anaknya sekaligus. Dengan alasan harus adil dan nggak
boleh mubazir, jadi gunakanlah semua yang tersdia. Penyembuahan golongan ini
sedikit sulit dari yang lain, bahkan kalau perlu harus masuk pesantren lagi
untuk memepelajari di mana ‘adil’ dan ‘mubazir’ yang seharusnya dipakai. Sebelum
memutuskan untuk menangani alay-ers tingkat ini, sarannya banyakin Istighfar
dulu dan serahkan semuanya pada yang Maha Kuasa.
Jadi, begitulah perincian alay-ers
ahli bahasa yang banyak ditemukan serta tips penyembuhan (nggak penting) yang
udah berusaha dengan ikhlas gue berikan. Kesimpulannya adalah, apapun alaymu
wahai para alay-ers, berhentilah meng-alay-kan diri dan segera bertaubat dari
masa hina dan kelam ini selagi masih punya waktu. Jangan sampai guru Bahasa
Indonesia tahu kalau anak didiknya seperti yang disebutkan di atas.. Kasian
mereka kalau sampai merasa gagal dalam membina anak-anak bangsa.
Alay memang proses menuju dewasa, tetapi
percayalah tak selamanya alay itu indah. Untuk itu, pesan gue untuk kalian yang
pernah alay, berbahagialah karena pernah mengalami masa-masa seperti ini.
Setidaknya, kalian lebih dulu ada dari pada Pokemon Go dikeluarkan! Oke. Sekian.
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar